0 TIPS MENJADI GOOD BLOGGER DARI TIGA GURU BRUTAL YANG MANIS
Pengalaman memang bagaikan seorang guru yang sangat brutal. Dan hari ini saya merasakan kembali kebrutalan dari orang-orang yang baru saja menjadi guru bagiku.
Hari ini hari ketiga kegiatan Kontes Inovator Muda 5. Kegiatan hari ini yaitu FORKOM MATABUKA. FORKOM MATABUKA atau singkatan dari Forum Komunikasi Masyarakat Pecinta Terumbu Karang. Kegiatan ini dimulai pada pukul 09.00 pagi dan dibuka secara resmi oleh Direktur Coremap II – LIPI. Pada pukul 10.00, setelah santap pagi kegiatan dilanjutkan dengan presentasi semi-formal oleh Kak Koko dan Kak Estra mengenai asiknya menjadi Blogger dengan tema “Mengemas Laut di dalam Blog”. Presentasi yang dibawakan oleh Kak Koko dan Kak Estra sangat hidup, apalagi ditambah dengan Pak Fidel, sesosok lelaki cerdas yang memiliki sense of humor yang baik. Memang dari dulu saya selalu senang jika bertemu dan berdiskusi dengan orang-orang yang cerdas dan memiliki kemampuan yang lebih, terlebih dia dapat memberikan suatu ilmu yang baru atau yang tidak dapat saya dapatkan dari luar. Mereka bertiga memang sangat pandai dalam menjadi presenter dan public speaking. Kayaknya sebelum menggapai cita-cita saya untuk masuk jurusan Komunikasi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, saya harus banyak share pengalaman dan meminta mereka mengajarkan saya hal-hal mengenai bagaimana cara menjadi seorang public speaking yang baik.
Kembali ke laptop! Jadi, Kak Estra tadi menceritakan tips-tips menjadi seorang blogger yang baik. Menurut saya, blogger yang baik adalah seorang yang dapat mengemas tulisan atau posting-an mengenai suatu yang rumit menjadi lebih menarik sehingga dapat menarik seseorang untuk membaca, dan dari situ ia akan terinspirasi dan dapat membuat suatu tulisan. Dengan kata lain, isi tulisannya dapat menjadi motivator dan tersirat emosi daripada tulisan tersebut. Ya, untuk menjadi seorang blogger yang baik, pertama, kita harus rajin membaca. Ketika seseorang yang menganggap membaca adalah sesuatu yang menyebalkan dan memboankan disuruh membuat suatu tulisan, yakin dan percaya ia akan kalang kabut, panik, bingung dan sangat sukar untuk menulis. Kedua, kita harus menjadi diri dan pribadi kita sendiri dalam menulis. Dalam menulis, kita tidak boleh kehilangan stye kita dalam menulis alias ikut-ikutan orang. Kita harus punya prinsip dalam menulis. Ketiga, hendaklah menulis seperti berbicara. Sehingga ketika kita menulis akan mengalir dengan baik dan enak dibaca. Keempat, menulislah dengan penuh keikhlasan, pilihlah topik yang kita sukai dan setelah itu lakukan riset kecil agar validitas tulisan kita terjamin, sehingga tidak akan menjadi seperti istilah remaja Bali “Blog bikin belok”. Keima, mulailah menulis. Jangan takut untuk menulis. Tuangkanlah seluruh pikiran yang ada dalam benak kita, tetapi jangan sampai keluar dari topik yang sedang bahas. Konsistensi menulis harus selalu dijaga. Keenam, sebelum mem-posting tulisan kita di blog, bacalah kembali minimal satu kali keseluruhan tulisan kita dan lakukan sedikit editing jika memang perlu, dan tentunya gunakanlah bahasa yang baik dan sopan. Penggunaan bahasa gaul terlalu banyak sebaiknya dihindari. Satu dua boleh lah, lebih dari itu sepertinya akan terkesan alay.
Dalam membuat tulisan untuk di posting atau menjadi seorang blogger yang baik kita perlu mengaplikasikan satu prinsip, yaitu “KISS”. KISS disini bukan arti dari kiss dalam bahasa Inggris, ya. KISS yang dimaksudkan disini adalah “Keep It Simple and “. Saya yakin, ketika kita berhasil mengaplikasikan prinsip “KISS” tersebut dalam menulis, kita akan menjadi seorang penulis yang baik. Tetapi, tentunya tak akan semudah membalikkan telapak tangan atau pun membuat mie instan. Segala sesuatu yang direncanakan akan berjalan baik hendaknya dilaksanakan dengan tahapan-tahapan yang baik dan sistematis pula. Menurut saya, ada tahapan yang memang perlu direncanakan terlebih dahulu dan ada pula tahapan yang akan berlangsung secara alamiah. Secara pribadi, saya cenderung lebih menyukai option yang kedua, yaitu biarkan segalanya mengalir, just let it flow, guys. The last, ayo mulai membaca dan menulis demi masa depan yang terang benderang.
Hari ini hari ketiga kegiatan Kontes Inovator Muda 5. Kegiatan hari ini yaitu FORKOM MATABUKA. FORKOM MATABUKA atau singkatan dari Forum Komunikasi Masyarakat Pecinta Terumbu Karang. Kegiatan ini dimulai pada pukul 09.00 pagi dan dibuka secara resmi oleh Direktur Coremap II – LIPI. Pada pukul 10.00, setelah santap pagi kegiatan dilanjutkan dengan presentasi semi-formal oleh Kak Koko dan Kak Estra mengenai asiknya menjadi Blogger dengan tema “Mengemas Laut di dalam Blog”. Presentasi yang dibawakan oleh Kak Koko dan Kak Estra sangat hidup, apalagi ditambah dengan Pak Fidel, sesosok lelaki cerdas yang memiliki sense of humor yang baik. Memang dari dulu saya selalu senang jika bertemu dan berdiskusi dengan orang-orang yang cerdas dan memiliki kemampuan yang lebih, terlebih dia dapat memberikan suatu ilmu yang baru atau yang tidak dapat saya dapatkan dari luar. Mereka bertiga memang sangat pandai dalam menjadi presenter dan public speaking. Kayaknya sebelum menggapai cita-cita saya untuk masuk jurusan Komunikasi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, saya harus banyak share pengalaman dan meminta mereka mengajarkan saya hal-hal mengenai bagaimana cara menjadi seorang public speaking yang baik.
Kembali ke laptop! Jadi, Kak Estra tadi menceritakan tips-tips menjadi seorang blogger yang baik. Menurut saya, blogger yang baik adalah seorang yang dapat mengemas tulisan atau posting-an mengenai suatu yang rumit menjadi lebih menarik sehingga dapat menarik seseorang untuk membaca, dan dari situ ia akan terinspirasi dan dapat membuat suatu tulisan. Dengan kata lain, isi tulisannya dapat menjadi motivator dan tersirat emosi daripada tulisan tersebut. Ya, untuk menjadi seorang blogger yang baik, pertama, kita harus rajin membaca. Ketika seseorang yang menganggap membaca adalah sesuatu yang menyebalkan dan memboankan disuruh membuat suatu tulisan, yakin dan percaya ia akan kalang kabut, panik, bingung dan sangat sukar untuk menulis. Kedua, kita harus menjadi diri dan pribadi kita sendiri dalam menulis. Dalam menulis, kita tidak boleh kehilangan stye kita dalam menulis alias ikut-ikutan orang. Kita harus punya prinsip dalam menulis. Ketiga, hendaklah menulis seperti berbicara. Sehingga ketika kita menulis akan mengalir dengan baik dan enak dibaca. Keempat, menulislah dengan penuh keikhlasan, pilihlah topik yang kita sukai dan setelah itu lakukan riset kecil agar validitas tulisan kita terjamin, sehingga tidak akan menjadi seperti istilah remaja Bali “Blog bikin belok”. Keima, mulailah menulis. Jangan takut untuk menulis. Tuangkanlah seluruh pikiran yang ada dalam benak kita, tetapi jangan sampai keluar dari topik yang sedang bahas. Konsistensi menulis harus selalu dijaga. Keenam, sebelum mem-posting tulisan kita di blog, bacalah kembali minimal satu kali keseluruhan tulisan kita dan lakukan sedikit editing jika memang perlu, dan tentunya gunakanlah bahasa yang baik dan sopan. Penggunaan bahasa gaul terlalu banyak sebaiknya dihindari. Satu dua boleh lah, lebih dari itu sepertinya akan terkesan alay.
Dalam membuat tulisan untuk di posting atau menjadi seorang blogger yang baik kita perlu mengaplikasikan satu prinsip, yaitu “KISS”. KISS disini bukan arti dari kiss dalam bahasa Inggris, ya. KISS yang dimaksudkan disini adalah “Keep It Simple and “. Saya yakin, ketika kita berhasil mengaplikasikan prinsip “KISS” tersebut dalam menulis, kita akan menjadi seorang penulis yang baik. Tetapi, tentunya tak akan semudah membalikkan telapak tangan atau pun membuat mie instan. Segala sesuatu yang direncanakan akan berjalan baik hendaknya dilaksanakan dengan tahapan-tahapan yang baik dan sistematis pula. Menurut saya, ada tahapan yang memang perlu direncanakan terlebih dahulu dan ada pula tahapan yang akan berlangsung secara alamiah. Secara pribadi, saya cenderung lebih menyukai option yang kedua, yaitu biarkan segalanya mengalir, just let it flow, guys. The last, ayo mulai membaca dan menulis demi masa depan yang terang benderang.
0 BERKUNJUNG DI PULAU HARI PULAU BIDADARI NAN PERAWAN
Seperti yang telah saya ceritakan di posting-an sebelumnya, bahwa nama Pulau Hari Pulau Bidadari Nan Perawan diberikan oleh para penduduk sekitar karena mereka menganggap pulau penuh daya tarik dan pesona merupakan jelmaan dari seorang bidadari berbaju merah. Berkunjung ke pulau hari juga sama saja dengan memanjakan diri kita dengan wisata bahari. Saya dan teman-teman saya merasa beruntung sudah pernah melihat jelmaan bidadari berbaju merah tersebut. Ya, yang akan saya ceritakan kali ini adalah pengalaman saya ketika berkunjung ke Pulau Hari dalam rangka penelitian.
Senin, 13 September 2010 lalu, sekitar 3 hari setelah lebaran Idul Fitri 1431 H saya, kakak-kakak kelas dan pembimbing penelitin saya melakukan perjalanan ke Pulau Hari. Kami berangkat pada pukul 09.00 WITA dengan menggunakan kapal mesin 40 PK. Kami sampai kurang lebih pukul 10.20 waktu setempat. Jadi kurang lebih, dengan menggunakan kapal mesin 40 PK kita akan sampai di Pulau Hari dalam waktu 1 jam 20 menit. Perjalanan yang tak terlalu melelahkan dan memang bisa disebut tidak melelahkan. Karena ketika kami sampai, kami langsung disambut oleh pesona Pulau Hari. Terumbu karang yang dapat dilihat dari atas kapal disaingi oleh pemandangan pesisir pantai yang diselimuti pasir putih nan bercahaya disinari matahari pagi yang baru saja keluar dari persembunyiannya. Suatu perjalanan yang sangat menarik dan menyenangkan untuk kami semua.
Ketika kami baru saja sampai, coba tebak, hal apa yang kami lakukan pertama kali? Kami mengabadikan foto-foto kami di pulau tersebut. Something funny, I guess. Saya sampai lupa kalau tujuan ke Pulau Hari tersebut yaitu untuk melakukan studi lapangan, melihat kondisi pulau. Sebenarnya secara tidak langsung saya telah melakukan hal tersebut. Hanya saja waktu untuk berfoto dan bernarsis ria lebih lama kebanding melakukan studi tersebut Di bawah ini sedikit dari foto-foto kami.
Foto ketika masih dalam perjalanan
Foto bersama pembimbingku, Mas Pras
Foto bersama anak-anak dari Pulau Saponda Darat
Gaya dulu yaa .. hehe
Senin, 13 September 2010 lalu, sekitar 3 hari setelah lebaran Idul Fitri 1431 H saya, kakak-kakak kelas dan pembimbing penelitin saya melakukan perjalanan ke Pulau Hari. Kami berangkat pada pukul 09.00 WITA dengan menggunakan kapal mesin 40 PK. Kami sampai kurang lebih pukul 10.20 waktu setempat. Jadi kurang lebih, dengan menggunakan kapal mesin 40 PK kita akan sampai di Pulau Hari dalam waktu 1 jam 20 menit. Perjalanan yang tak terlalu melelahkan dan memang bisa disebut tidak melelahkan. Karena ketika kami sampai, kami langsung disambut oleh pesona Pulau Hari. Terumbu karang yang dapat dilihat dari atas kapal disaingi oleh pemandangan pesisir pantai yang diselimuti pasir putih nan bercahaya disinari matahari pagi yang baru saja keluar dari persembunyiannya. Suatu perjalanan yang sangat menarik dan menyenangkan untuk kami semua.
Ketika kami baru saja sampai, coba tebak, hal apa yang kami lakukan pertama kali? Kami mengabadikan foto-foto kami di pulau tersebut. Something funny, I guess. Saya sampai lupa kalau tujuan ke Pulau Hari tersebut yaitu untuk melakukan studi lapangan, melihat kondisi pulau. Sebenarnya secara tidak langsung saya telah melakukan hal tersebut. Hanya saja waktu untuk berfoto dan bernarsis ria lebih lama kebanding melakukan studi tersebut Di bawah ini sedikit dari foto-foto kami.
Foto ketika masih dalam perjalanan
Foto bersama pembimbingku, Mas Pras
Foto bersama anak-anak dari Pulau Saponda Darat
Gaya dulu yaa .. hehe
0 Terumbu Karang Penyelamat Hidupku
Indonesia adalah negara kepulauan dengan jumlah pulau kurang lebih 17.508 yang dianugerahi pula dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah ruah, salah satunya terumbu karang. Ya, Indonesia memiliki keindahan alam bawah laut yang menawan nan eksotis. Keindahan tersebut hampir terdapat diseluruh perairan di Indonesia. Secara tidak langsung, hal tersebut merupakan anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa yang dapat dijadikan sebagai aset negara dan memiliki potensial di bidang ekonomi yang tinggi. Namun, sangat disayangkan, keindahan tersebut kini telah berkurang sebanyak 70%. Dengan kata lain, saat ini kondisi terumbu karang di Indonesia mengalami kerusakan sebesar 70%. Setelah kerusakan ini, masihkah kita bisa menikmati pesona eksotis terumbu karang tersebut? Jawabannya bisa iya, bisa tidak.
Kita juga pasti telah mengetahui bahwa laut Indonesia memiliki keragaman jenis terumbu karang terbesar di dunia, yaitu ±85.000 Ha. Namun, seiring berjalannya waktu, keberagaman jenis terumbu karang tersebut semakin berkurang. Kerusakan yang mencapai 70% tersebut tidak lain dan tidak bukan merupakan akibat dari perbuatan manusia yang tidak bertanggung jawab. Mereka tidak perduli dengan alam. Mereka mengeksploitasi alam semau hati mereka dan tidak melakukan perbaikan kembali. Contoh dari kegiatan eksploitasi alam yang tidak bertanggung jawab tersebut yaitu destructive fishing, yaitu penangkapan ikan dengan cara yang tidak benar, seperti menggunakan bom, racun sianida, bubu, dan lain-lain. Selain itu, tindakan membuang jangkar di atas karang, mengambil terumbu karang untuk djadikan pondasi rumah dan souvenir dapat juga merusak terumbu karang. Sangat menyedihkan. Padahal, terumbu karang merupakan makhluk hidup yang patut kita jaga dan kita lestarikan. Layaknya seorang manusia yang ingin dihargai dan dihormati, tentunya menjadi sesuatu yang wajib pula bagi manusia tersebut untuk menghargai makhluk hidup di sekitar mereka. Yang jadi pertanyaan, apakah manusia sudah melakukan kewajiban itu?
Ada satu fenomena yang dapat kita jadikan pelajaran berharga. Fenomena ini terjadi di Pulau Saponda Darat, Sulawesi Tenggara. Ya, Pulau Saponda Darat merupakan salah satu pulau yang berada di kawasan teluk luar Kendari. Jika ingin kesana, kita dapat menggunakan kapal kayu mesin 24 PK dengan jarak tempuh kurang lebih 3 jam. Pulau Saponda Darat merupakan satu pulau kecil di Sulawesi Tenggara yang mengalami kerusakan terumbu karang cukup parah. Ketika pertama kali kita mendengar atau membaca kata “kerusakan” tersebut, tentunya yang terlintas dipikiran kita adalah “Itu karena kesalahan mereka, mereka yang merusak daerah mereka sendiri, jadi mereka yang harus kita salahkan”. Itu memang bukan suatu yang salah, itu juga bukan sesuatu yang harus ditutupi. Tetapi, perlu kita ketahui bahwa para nelayan tersebut melakukan perusakan atau melakukan penangkapan ikan dengan cara yang merusak karena tuntutan perut. Kita pasti sudah bisa menangkap maksud dari tuntutan perut tersebut. Sebenarnya, mereka sudah tahu bahwa menangkap ikan dengan menggunakan bom itu dapat merusak terumbu karang, mungkin sekarang dampaknya belum terlalu dirasakan, tetapi untuk kedepan mendapatkan ikan yang sangat kecil pun akan menjadi sangat sukar. Tetapi kembali lagi kepada persoalan perut. Mereka melakukan itu karena mereka harus membayar hutang kepada haji-haji yang membeli ikan hasil penangkapan mereka. Mereka berhutang tentunya untuk membeli beras dan memenuhi kebutuhan mereka. Ketika mereka sudah berhutang, haji-haji itu akan berpolitik ria dengan menyuruh mereka membayar hutang mereka dengan menggunakan hasil tangkapan ikan, yang lalu hasil tangkapan ikan tersebut akan dibeli dengan harga yang murah, dan tentunya nelayan tersebut yang akan rugi dan hutang mereka juga tidak menjadi lunas. Setelah itu, nelayan tersebut akan semakin terdesak untuk melakukan penangkapan ikan dengan cara yang merusak untuk memenuhi kehidupan mereka.
Apa yang dapat kita tangkap dari fenomena di atas? Langsung saja kita tarik kesimpulan. Dari fenomena di atas yang jadi permasalahan adalah lingkungan dan ekonomi. Dan hal tersebut merupakan suatu bumerang bagi kita, khususnya bagi masyarakat yang menjadikan laut sebagai sumber pemenuhan kehidupan. Oleh karena itu, tentunya kita membutuhkan penyeimbangan antara konservasi dan ekonomi.
Ya, dengan keragaman terumbu karang, Indonesia bisa menjadi Negara yang maju, khususnya di bidang kelautan. Indonesia bisa menjadi negara wisata bahari terbesar di dunia. Begitu banyak pulau yang dapat dijadikan tempat pengembangan ekowisata bahari, dan dengan itu tentunya dapat meningkatkan pula perekonomian masyarakat pesisir Indonesia, sehingga kerusakan terumbu karang yang disebabkan oleh destructive fishing oleh para nelayan dapat di kurangi dan terciptalah keseimbangan konservasi dan ekonomi. Apabila keseimbangan konservasi dan ekonomi telah tercipta, maka tingkat kesejaheraan masyarakat Indonesia dapat meningkat. And the last, kita harus berterimakasih kepada terumbu karang yang telah menjadi penyelamat kehidupan kita.